Aku dan keluarga pernah nyaris tenggelam di tengah lautan..
Di mana pada saat itu perahuku nyaris tumbang diserang oleh ombak dan air yang masuk tak beraturan..
Angin pun menyambut kami tidak dengan perlahan..
Alhasil, bendera perahu menyerah.
Ia terjatuh.
Hampir menimpa salah satu diantara kami semua.
Mesin perahu pun seakan tak mengerti keadaan..
Yak..
Dia mogok di tengah jalan..
Ketakutan mulai menyerang..
Kami tidak mau mati sekarang..
Dosa kami melebihi air yang berada di lautan..
Amalan kami belum cukup untuk mencapai surga yang Tuhan janjikan..
Tuhan.
Pada saat itu harapan kami hanya pada Tuhan.
Kami berdoa..
Memohon agar diselamatkan.
Kalau boleh aku katakan..
Mungkin kami adalah manusia - manusia yang keterlaluan..
Yang hanya mengingat Tuhan, hanya bila kami membutuhkan..
Yang hanya mengingat dosa, hanya bila kami merasa dekat dengan kematian..
"Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)''.
(Q.S Al-'Ankabut : 65).
(Q.S Al-'Ankabut : 65).
ABOUT THE AUTHOR
Hidup sekali harus berarti.
TIngkatkan karya nya gan,, jangan ragu untuk menulis
ReplyDeleteSiap gan! :)
DeleteINi beneran atau cerita fiktif sista??
ReplyDeleteserem banget
iya bingung gue juga, antara diambil dari pengalaman / hanya fiktif
DeleteCerita nyata mas :)
DeletePuisi kah?
ReplyDeleteSudah bagus menurutku tinggal ditingkatkan lagian aja ya semakin rajin nulis semakin terasah
Makasih kakk :))
Deletepuisi yang sangat menyentuh
ReplyDeleteMakasih kak :))
DeleteKayak diangkat dari tragedi Kapal Zahro Express.
ReplyDeleteKebetulan ini pengalaman pribadi kak :)
Delete:))
ReplyDeleteSuka sekali!
Makasihhh ka rifka :))
Delete<3 this
ReplyDelete<3 for you
Deletepuisi yg menarik sekali.
ReplyDeleteaku udah baca itu puisinya hehehe..
Mukhofas
Makasih kak :)
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete